Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Jangan Menangis Umi


Hari ini tepat 20 tahun peringatan pernikahan Umy dan Abi. Tapi kali ini bak badai yang menerpa, melanda keluarga kami. Kebahagian yang dulu selalu Tuhan berikan kini berubah mendung. Sebelumnya tak pernah ku sangka hal ini akan terjadi pada keluargaku. Umi, wanita salehah, isteri shalehah dihianati oleh Ayah ku sendiri. Bagaimana mungkin Abi melakukan hal seperti itu, padahal Umi adalah cinta matinya Abi. Dan Umi adalah istri shalehah yang selalu menjaga kehormatan Abi, kehormatan nya, dan juga kehormatan keluarga. Umi dan Abi selalu terlihat romantis. Umi yang bekerja disebuah instansi pemerintahan yang menangani masalah perempuan dan anak, serta abi yang juga bekerja sebagai PNS disebuah instansi pemerintahan.
Aku adalah “Rian Syaputra”, panggil saja namaku Rian. Kini usia ku hampir 17 tahun. Dan adik ku Dede yang baru saja masuk Sekolah Dasar. Hari-hari kami lalui dengan cinta dari kedua orang tua kami, dari Abi dan Umi.
Setiap pagi, aku bertugas mengantarkan Dede kesekolah nya yang kebetulan sekolah Dede searah dengan SMA ku. Sementara Umi selalu diantar oleh Abi kekantornya. Layaknya Siti Aisyah, ritual yang selalu Umi lakulan, mencium tangan Abi sebelum masuk kekantornya.
Hal yang sebenarnya sudah lama Umi sembunyikan dari kami, kenyataan bahwa Abi telah mengkhianati cinta Umi. Sudah hampir 2 bulan Abi meninggalkan rumah untuk memilih menghabiskan waktu dengan wanita lain. Memang Abi meminta izin untuk menikahi wanita jalang itu kepada Umi, tapi rasanya berat bagi Umi untuk memberikan restu. Walau bagaimanapun, Umi adalah wanita biasa yang tidak ingin cinta nya terbagi.
Bagaimana mungkin Abi setega itu kepada kami, dimata Abi kini Umi bukanlah siapa-siapa. Iblis mana yang merasukinya, hingga Abi melakukan ini semua. Dari informasi yang Umi dan keluarga ku dapat, wanita itu memang terkenal perebut suami orang, wanita janda dengan 3 mantan suami. Menurut informasi, wanita itu memiliki ilmu sihir dan jampi-jampi untuk menggait pria.
Kini Umi tak lagi sesemangat dulu melalui hari, aku sungguh merasa tak berguna bagi Umi dan Abi juga Dede yang masih kecil. Abi selalu pulang malam, hingga tak ada waktu lagi bagi kami, bagi Dede setidaknya. Sebenarnya Umi berusaha menutupi kenyataan ini kepada kami, tapi aku sudah cukup dewasa untuk memahami masalah yang Umi hadapi.
Hingga suatu hari Abi mengamuk kepada Umi karena Umi menolak memberikan surat izin kepada Abi, aku yakin ini semua ulah wanita jalang itu dengan jampi-jampi nya terhadap Abi. Tak pernah sebelumnya Abi memukul Umi seperti ini.
Aku kasihan melihat Dede yang harus menyaksikan kejadian tersebut.
“Aa. Dede takut A” ucap Dede dengan menggigil dibahuku
Aku sungguh tak dapat berbuat apa-apa kecuali menenangkan Dede, ku ajak dia untuk bermain PS, menyakinkan Dede bahwa tidak terjadi sesuatu kepada Umi dan Abi.
Karna kecapaian bermain PS, Dede langsung tertidur.
Ku elus wajah adik ku itu, dulu aku tak pernah seperhatian ini kepada Dede. Setiap hari kami selalu membuat Umi dan Abi pusing karna perkelahian sepele yang kami buat namun mampu membuat suasana rumah hangat.
********************************
Sudah beberapa bulan ini Abi tidak pulang kerumah, Abi yang menjadi ketua RT dikompleks perumahan kami mengalami pengusiran oleh warga akibat perilaku tidak terpuji Abi. Warga mengangap Abi melakukan perbuatan kumpul kebo dengan wanita jalang itu. Kini Abi tak lagi tinggal dirumah. Aku, Umi dan terlebih Dede, kami sangat kehilangan sosok yang dulu sangat menyayangi istri dan keluarganya, Setiap malam dalam do’a, Umi selalu berdo’a untuk Abi. Berdo’a agar Abi kembali seperti dulu.
Sebagai istri shalehah Umi selalu berbakti kepada Abi. Abi memang selalu pulang kerumah bila sore namun tak lagi pernah menginap dirumah karna insiden pengusiran ayah dari kompleks. Umi selalu berusaha untuk melayani Abi dengan baik, meski kedatangan Abi sebenarnya untuk meminta surat izin untuk menikah lagi. Bahkan Abi mengancam Umi untuk menceraikan Umi.
Kalau saja bukan karena Dede dan aku, mungkin Umi sudah tak sanggup menjalani hari nya dan memilih untuk bercerai dari Abi. Tapi tidak, Dede pasti terpukul dengan kenyataan ini. Oleh karna itu Umi memilih mencoba bertahan dari semua ini
Suatu hari, Abi pernah menjemput Dede dari sekolah nya untuk membawa Dede kerumah Istri syirihnya. Umi yang biasa menjemput Dede dari sekolahnya, hari ini agak terlambat untuk menjemput Dede dan betapa terkejutnya Umi ketika mengetahui Abi bahwa Dede telah dibawa pergi oleh Abi.
********************************
Hari-hari semakin sulit untuk kami lalui, wanita jalang itu benar-benar telah menghasut Abi. Umi tidak lagi seperti dulu, wajah Umi yang cantik kini pucat, seperti tak ada gairah untuk melanjutkan hidupnya. Simpati datang dari semua sahabat-sahabat Abi dan Umi.
Ini memang suasana yang sangat tidak nyaman bagi keluarga kami, Umi selalu berusaha untuk terlihat tegar dihadapan kami. Umi berusaha melewati harinya seperti biasa ketika semua ini belum terjadi agar Dede dan aku tidak merasa sedih
“Abi, jangan lupa shalat Jum’at, sudah cukup banyak keluarga kita dibikin malu seperti ini. Abi sadar nggak, ini semua karena perempuan itu Abi. Abi harus sadar” kulihat sent items message Umi.
Umi memang selalu berusaha untuk menjalin silaturrahmi kepada Abi. Walau bagaimanapun, Umi dan Abi masih suami istri dan Umi akan selalu menjadi Istri Abi.
********************************
Seminggu setelah kontak message yang dilakukan Umi, bak petir menggelegar
Umi dipanggil bos nya. Umi mendapat surat panggilan kepolisian. Umi tidak menyangka bahwa surat tersebut atas nama pribadi, karena Umi memang berkecimpung dibidang Pemberdayaan Perempuan dan Anak. Tapi ini surat kepolisian atas nama pribadi dengan tuduhan pencemaran nama baik.
Hari itu Umi pun pulang lebih awal. Aku yang baru saja pulang sekolah, terkejut melihat surat panggilan kepolisian atas nama Umi. Cepat-cepat ku berlari menuju kamar Umi. Kulihat Umi menangis.
“Umi,, apa yang terjadi Umi?” lirihku kepada Umi
“Aa,,, Umi dapat surat panggilan dari kepolisian atas tuduhan pencemaran nama baik, Umi dituduh mencemarkan nama baik wanita itu, A” Ucap Umi dengan tangisannya
Komunitas Para Gembel (Gemar Belajar) “Umi, Umi nggak akan ditahan kan mi?” tanyaku
“Aa,,, kalau Umi ditahan jaga Dede ya A’, jangan harapkan Abi mu lagi A’
’Kalau Umi ditahan, Dede nanti sama siapa mi. Kalau Ian ngak apa-apa mi, Ian sudah besar. Tapi kalau Dede, Dede pasti cari Umi kalau malam”
Ya allah baru kali ini aku menyaksikan langsung tangisan Umi. Umi memeluk ku dan menangis dipundak ku.
“Umi, siapa yang melaporkan Umi? Apa Abi?”
“Abi nggak mungkin setega itu A, Aa do’a kan Umi, yah”
“iya Umi, Umi harus ingat pesan Aa’ mengalahlah untuk menang Umi”
********************************
Hari ini sengaja aku izin untuk tidak masuk sekolah. Sebenarnya Umi melarangnya tapi aku ingin mendampingi Umi. Tapi Umi menolak untuk didampingi. Aku hanya menunggu Umi dirumah sambil menjaga Dede yang sedang sakit.
Aku antar Umi sampai kedepan gerbang, Umi mencium, memelukku dan Dede. Inilah saat aku menghapus air mata Umi. Dirumah tak henti-henti kupanjatkan do’a agar Umi baik-baik saja. Agar Umi tidak meninggalkan kami. Agar Dede tidak kehilangan kasih sayang Umi.
“A, Aa kok nangis? Aa marah sama Dede karena Dede main PS, ya, A? Umi kenapa pergi nggak ngajak Dede, A’? Dede nggak akan nakal lagi A?”
Semua pertanyaan terlontar dari mulut polos Dede yang tidak tahu menahu tentang apa yang terjdi terhadap kedua orang tuanya. Entah apa yang harus aku katakan kepada Dede, apa aku harus mengatakan yang sesunggunya kepada Dede? namun rasanya tidak mungkin.
“nggak, Dede nggak nakal, Umi hanya pergi sebentar untuk beli nasi uduk buat Dede. Dede istirahat aja dulu, nanti Aa bangunin kalau Umi sudah pulang” ucapku kepada Dede adikku.
********************************
Umi pasti tertekan disana. Sementara Dede tidur, aku coba untuk menyusul Umi ke kantor polisi. Aku lihat Umi duduk dikoridor dengan seorang polwan yang sering bersama Umi.
Maklum saja pekerjaan Umi selalu melibatkan kepolisian dalam hal pemberdayaan perempuan dan anak. Ku dengar polwan itu menanyakan siapa client Umi. Karna biasanya Umi ke kantor polisi untuk mendampingi client nya. Tapi ini tidak, Umi sendirian dan dalam urusan pribadi.
Betapa terkejutnya polwan itu ketika Umi memberitahukan semua nya kepada Mba Sri, nama polwan itu. Mba Sri tidak percaya bahwa Umi datang untuk hal pribadi.
********************************
Waktu menegangkanpun kini membuat hati kami berdebar, rasa penasaran ku siapa yang melaporkan Umi ke kantor polisi atas tuduhan pencemaran nama baik semakin menjadi-jadi. Ya allah, serasa jam dinding tak lagi berputar, jantung tak lagi berdetak. Bagaimana mungkin Abi tega melaporkan Umi? Abi,,, iya Abi, suami Umi.
Apa kah Abi sudah tidak punya pikiran? Hanya karena wanita itu, Abi tega ingin menjebloskan Umi ke penjara. Hal yang tentu saja menyayat hati, bukan hanya Abi sebagai pelapor Umi tapi juga segala tuduhan yang dijatuhkan Abi kepada Umi.
Bagaimana mungkin seorang suami tega sampai melaporkan istrinya. Apa Abi tidak berpikir bahwa seandainya Umi ditahan, lalu bagaimana dengan aku dan Dede.
Tak ada yang menyangka bahwa tenyata pelapor dan saksi adalah Abi sendiri. Untung saja semua dapat diselesaikan dengan kekeluargaan.
********************************
Sebelum pulang, aku dan Umi mampir ke toko mainan untuk membelikan Dede mainan agar Dede tidak sedih lagi.
Namun betapa terkejutnya kami ketika kami menemukan Dede telah tidak ada. Kata bibi, tadi Abi sempat datang setelah dari polres. Dede dibawa pergi oleh Abi.
Aku tahu, ini sangat berat bagi Umi. Kehilangan belahan jiwanya, kehilangan salah satu mutiaranya. Umi, jangan menangis Umi.
********************************
Aku dan Umi pergi ke rumah wanita jalang itu untuk menjemput Dede. Tapi tak lagi ku temukan Dede dan Abi di rumah itu. Sudah tak ada lagi siapa-siapa dirumah itu.
Umi, telah kehilangan Dede. Kehilangan Abi, mungkin Umi bisa bertahan. Namun kehilangan Dede membuat Umi kehilangan semua.
Beberapa hari kemudian Umi mendengar kabar dari Abi. Dede dirawat dirumah sakit. Penyakit yang diderita Dede sudah terlalu parah. Dede mengidap penyakit Kanker Hati dan membutuhkan donor hati sekarang juga. Lagi-lagi petir menyambar kehidupan keluarga kami.
“Dede membutuhkan donor hati sekarang juga, kalau tidak mungkin nyawanya tidak akan tertolong lagi” kata dokter menjelaskan kepada Umi dan Abi
“Ya allah, badai ini belum lagi pergi, selalu menghantui keluarga kami. Cobaan apa lagi ini tuhan?” ucapku didalam hati
********************************
Umi, aku bermimpi tentang Umi. Bermimpi Umi mengenakan pakaian putih menggendong Dede.
Hari ini Dede direncanakan akan melakukan operasi Hati. Entah siapa pendonor hati untuk Dede. Yang jelas hari ini kami lalui dengan harap-harap cemas.
Hanya ada aku dan Abi. “Umi dimana?” tanya ku cemas. Dari semalam aku tak melihat Umi. Umi mungkin terlalu cemas sehingga Umi memutuskan untuk tidak datang kerumah sakit”. Pikir ku lagi
Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu datang juga. Hampir 7 jam Dede melewati masa operasinya. alhamdulillah operasi berjalan dengan sukses. Namun sampai kini aku juga Abi tidak mengetahui siapa pendonor hati untuk Dede
********************************
Umi, astagafirullah Alazim. Ternyata selama ini Umi yang mendonorkan hati untuk Dede. Hal ini baru terungkap ketika aku menguping percakapan Umi dengan dokter. Ya allah, Umi ku.
Aku langsung memeluk Umi, Umi pingsan dipelukan ku.
“Abi, selama ini Umi lah orang yang mendonorkan hati untuk Dede bi” ucapku kepada Abi.
“ Tidak mungkin Umi mu senekat ini”
“ tapi inilah kenyataannya Abi”
Kulihat wajah Abi penuh penyesalan. Setelah perempuan simpanannya membawa kabur sejumlah uang yang ditabung Abi untuk Umi. Kini Abi harus menerima kenyataan bahwa Wanita perkasa yang selalu menyayanginya ditimpa cobaan berat, kehilangan organ tubuhnya yang peting.
********************************
Hari-hari terasa berat untuk dilewati. Memang kini Abi telah kembali kepada kami. Abi selalu memperhatikan kesehatan Umi. Menyuapinya, memanjakan Umi.
Tapi sesuatu yang kami takutkan terjadi, Tuhan memanggil nyawa Umi.
“Abi, Aa, Dede, hidup rukun yah, kalau Umi sudah tiada, kenanglah Umi. Umi akan selalu menyayangi kalian” itulah ucapan Umi untuk terakhir kalinya sebelum ajal menjemputnya
“Umi, jangan tinggalkan Dede” tangis Dede memecahkan suasana dirumah sakit.
Sementara Abi, ku lihat Abi menangis. Tangisan penyesalan Abi yang pernah mengkhianati Umi.
Umi, jangan lagi menangis Umi, aku yakin kini engkau telah bahagia dialam sana. Abi tidak akan mengkhianati cinta Umi lagi. Dan aku akan selalu menjaga Dede untuk Umi. Untuk detakan jantung dari hati Umi. Jangan pernah menangis lagi Umi.