Istrimu Bekas Pacarku

Untuk saudari-saudari muslimah ku,
Maafkan jika tulisan ini akan menyinggung hatimu.
Kutulis risalah kecil ini bukan karena kebencianku kepadamu.
Tapi karena aku berharap kebaikan untukku dan untukmu.

Melihat fenomena mengerikan di negeri kita.
Fenomena dimana banyak orang lebih memilih menghinakan dirinya dengan peradaban hina.

Dan ketika agama hanya dijadikan status, tanpa ada implementasi.
Karena agama hanya dikenal cuma sekedar kulitnya.

Sehingga fenomena pacaran adalah hal lumrah,
bahkan telah menjadi kebutuhan yang tak bisa dihindarkan.
Masing-masing berlomba mencari lawan jenisnya.
Takut dan malu jika mendapat status "Tak Laku"
Merasa sengsara ketika masih sendiri dimalam minggu.

Ingin aku bertanya kepadamu..

Adakah pacaran tanpa ciuman?
Adakah pacaran tanpa pelukan hangat?
Adakah pacaran tanpa pegangan tangan atau pegang ini dan itu?
Adakah pacaran tanpa tatapan mesra?
Adakah pacaran tanpa rayuan yang membuai?
Adakah pacaran tanpa bermesraan berdua?
Adakah pacaran tanpa menyentuhnya sama sekali?

Padahal semua hal diatas hanya boleh dilakukan pasangan suami istri.

Apalagi jika dahulu ternyata pacarmu tidak hanya satu.
Putus satu dapat pula pria yang baru.

Entah berapa banyak dirimu memadu kasih dengan dia yang bukan mahrom mu.
Entah berapa kali tangan-tangan haram telah menyentuh indahnya kulitmu.

Apakah benar dia menyentuhmu tanpa nafsu?
Tanyakan saja pada pria-pria itu..!!!

Sadarkah seolah-olah dirimu seperti piala bergilir?
Pemenang terakhir mendapatkan piala yang sudah usang.

Tahukah dirimu dengan perumpamaan sebuah buku?
Ya..sebuah buku yang sering kita lihat di toko-toku buku.

Lihatlah...!!!
Ada buku-buku istimewa nan mahal yang dibungkus plastik, dan berada di etalase kaca, terkunci tak ada pengunjung yang bisa menyentuhnya. Rapi, bersih dan terjaga.
Itulah perumpamaan bagi dirimu yang selalu menjaga izzah dan iffah.
Maka jagalah dirimu, jadikanlah berharga dan istimewa.
Seperti halnya buku-buku istimewa itu.

Jangan jadikan dirimu seperti buku-buku yang terbuka.
Banyak pengunjung menyentuh, membuka, dan membolak balik.
Mereka lihat, mereka baca, yang pada akhirnya mereka puas dan bosan.
Lalu tinggalkan dirimu...Wahai buku...
Tak ada yang akan memilih buku yang sudah lusuh.
dan ternyata dirimu hanya sekedar "contoh buku"
Sekedar tempat persinggahan saja sebelum membeli buku pilhannya.

Maafkan aku jika kata-kataku menyakitimu.
Karena yang lebih sakit adalah suamimu,
ketika mendengar pria asing mengatakan "istrimu adalah bekas pacarku"

Bertaubatlah jika hari ini dirimu masih seperti buku lusuh itu.
Karena Allah adalah Sang Maha Penerima Taubat.
Bukalah lembaran baru dalam hidupmu.

Bertaubat jugalah jika itu adalah masa lalu mu.
Tutup lembaran kelam mu sebagaimana Allah telah menutupi aib mu.
Buang semua kenangan tentang pacar-pacarmu.
Jangan engkau umbar lagi kisah-kisah maksiatmu.
Apalagi merasa bangga dengan perjalanan cintamu.

Katakan tidak pada “PACARAN”, sehingga suatu hari nanti, ketika dirimu sudah menikah dan membaca risalah kecil ini. Dirimu tak perlu tersinggung dan marah kepadaku.

Kini saatnya dirimu menjaga kemuliaan dan kehormatanmu,
seperti terjaganya sebuah buku di dalam etalase kaca itu.
Agar tak ada yang melihat dan menyentuh kecuali suami tercintamu.

Tutuplah auratmu sebagaimana Allah perintahkan kepadamu
Sekali lagi, berhijablah!
Perintah itu bukan perintah ibu bapakmu,
Perintah itu bukan perintah ustadz atau kyaimu.
Perintah itu bukan perintah guru dan dosenmu.
Tapi itu adalah perintah Rabb yang telah menciptkanmu
Perintah dari Rabb yang telah memberi makan kepadamu.
Perintah dari Rabb yang telah memberikan nafas untukmu.
Perintah dari Rabb yang telah memberi segalanya untukmu.

Karena tidak ada uzur bagimu untuk tidak memakai hijab sebagaimana Allah telah tetapkan hukum itu bagimu.

Saudariku...
Sekarang putuskanlah pacarmu...
Kenakan hijabmu...
Raihlah kemuliaan dan Ridho Rabb mu...

--------

Kuala Tungkal, Ahad 31 Agustus 2014
Di keheningan minggu malam 22:44 WIB
Al Faqir Ilallah Abu zaid Al-Hawaary